Bagi saya penulisan jurnal kali ini sedikit membingungkan; di satu sisi lebih mudah karena saya tidak perlu menulis tangan, tapi juga jauh lebih sulit dan menyebalkan karena saya baru menyadari hampir tidak punya waktu luang bahkan untuk menulis sesuatu di luar pekerjaan saya, terlebih tentang anak sendiri.
Seperti sebelumnya, menulis jurnal tentang Ara membuka ingatan-ingatan masa lalu dan melahirkan kekhawatiran baru tentang yang akan datang, memaksa saya (dalam konotasi baik) untuk memikirkan lagi banyak hal tentang peran saya sebagai ayah yang mungkin selama ini terlewat. Saya selalu percaya komunikasi adalah faktor penting dalam setiap relasi, termasuk relasi orangtua dan anak atau guru dan orangtua murid, dan saya berterima kasih telah diberikan kesempatan untuk memikirkan banyak hal serta membagikannya lewat medium yang relatif jarang saya gunakan.
Kami berdua selalu khawatir dan merasa asing dengan perasaan yang muncul setiap kali Ara akan memasuki lingkungan baru karena ini juga merupakan hal yang baru bagi kami sebagai orangtua, dan ternyata perasaan-perasaan tersebut cukup bisa diartikulasikan ketika saya menulis dan membagikannya.